Sabtu, 16 Agustus 2008

Pabelan's World

"Emange yen ora nduwe mobil dewe po yo ora diaku alumni," seloroh seorang kawan Pabelan siang itu. Ia sedikit strict untuk urusan ini. Sebab baginya, salah satu sebab penting mengapa Alumni Pabelan tak bisa disatukan, adalah kasta-kasta yang tak perlu itu.

Aku tersenyum. Sulit menjawabnya dengan singkat dan menyentuh persoalan yang sesungguhnya. "Setelah sekian lama, kita memang salah bila harus mengumpulkan alumni hanya karena bisnis."

Jelas kalimat ini sangat tidak membantu. Ia hanya keberatan personal, lantaran setiap pertanyaan wajib dijawab, meski belum memuaskan. Meski tak dipungkiri juga, klausul tentang bangunan persepsi sebuah jalan telah tertata. Ya, muncul pertanyaan penting. Benarkah alumni Pabelan akan menjadi satu bila ada kepentingan bisnis, yang kemudian akan menghasilkan mobil-mobil pribadi, dan akhirnya bisa diaku sebagai alumni.

Kadang, aku pupus hati juga. Pasalnya, apa karena Pabelan tempat orang menulis, jadi hanya bisa nulis an sich, dan menjadi tak aneh bila kemudian tak ada aksinya. Bukan, aku tidak menyebutnya keniscayaan. Aku hanya menganggapnya, ketidaknyamanan sesaat untuk sebuah tugas yang bahkan telah berpuluh tahun dirintis, dan belum berhasil.

Sederhana saja. Aku tengah membayangkan jalinan sinergis antara Pabelan dan Alumni Pabelan. Pabelan akan merepresentasi epistemic community bagi kegerahan umum tentang kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan, dengan analisis dan tulisan. Sementara itu, Alumni Pabelan melanjutkan semuanya dengan jaringan kerja yang lebih luas. Salah satu tugasnya, menyediakan pekerjaan bagi alumni Pabelan terbaru, agar tak gampang diambil kekuatan yang anti-Pabelan.

Anti-Pabelan yang aku maksud jelas kekuasaan dan modal besar yang tak peduli pada rakyat miskin. Mereka hanya berpikir keuntungan, dengan kawan-kawan Pabelan sebagai sekrupnya, untuk terus meninggikan dominasi peran di negeri ini. Hingga saat orang-orang semakin miskin, dasi dan mobil lebih mentereng ketimbang hanya menyediakan alternatif pekerjaan bagi mereka.

Bila ini berhasil, aku menyebutnya the Pabelan's World.